EFEK FULLDAY SCHOOL

    “KEBIJAKAN LUMPUHKAN SEMANGAT ANAK BANGSA

  “Bangsa” sepenggal kata ini adalah sebuah gelar dan identitas bagi sekumpulan masyarakat atau suku, kelompok,yang tinggal dalam sebuah lingkup kenegaraan. Disisi lain, anak bangsa berarti generasi pelanjut cita bangsa, Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa anak bangsa memegang peranan penting dalam suatu Negara terutama negara tercinta kita Indonesia. Dalam harapan menciptakan karakter bangsa dan anak bangsa yang optimis, cerdas dan edukatif, berbagai kebijakan pun dikeluarkan. Diluar dari itu tentu saja setiap presiden memiliki kebijakan masing-masing tergantung dari mereka dalam menyusun Negara sebaik- baiknya dengan harapan kelak menjadi sebuah Negara yang besar dan makmur. 

   Kebijakan pemerintah merupakan upaya pemerintah dalam kesuksesan perbaikaan suatu Negara, namun sayang kadang kala kebijakan yang dikeluarkan tak semudah membalikkan telapak tangan. 

Pada tahun 2014 dikeluarkan kebijakan Ekonomi, pada tahun itu diprediksi petumbuhan ekonomi 5,6%-5,8% dengan tingkat inflasi 5-6 namun kebijakan ini mengalami kejanggalan dan kegagalan dalam pelaksanaannya, dalam seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2014 bertajuk “Akankah krisis moneter berlanjut?” di Jakarta, Selasa (26/11) Deputi gubernur Senior Bank Indonesia-- Mirza Aditaswara, menjadi pembicara kunci dalam seminar yang menghadirkan Didik J Rachbini kepala ekonomi BNI Ryan Kiranto sebagai pembicara mengatakan “Pemerintah tidak serius dan tidak focus mengeksekusi kebijakan,demi memuaskan public untuk sementara waktu dan tidak mengawal implementasinya,” kata Erani.

Kutipan dari perkataan Erani “Pemerintah tidak serius dan tidak focus mengeksekusi kebijakan," dan hal itu memang terbukti adanya. 

Misalnya lagi masalah lainnya datang dari kebijakan menaikkan biaya pengurusan STNK ( Surat Tanda Nomor Kendaraan ) dan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor), dan yang paling marak saat ini adalah kebijakan Full Day Scool atau Sekolah Lima Hari.

   Full day school dilaksanakan dengan sistem lima hari sekolah, artinya Senin s/d jumat, maka sabtu dan Minggu diliburkan, dan disepakati pelaksanaannya start pukul  07:30-16:30. 

Dikeluarkannya kebijakan ini sebelumnya tentu mengundang pro dan konta masyarakat. Full day school disepakati merata diseluruh rumah pendidikan se-Indonesia, dan mencakup jenjang pendidika SD s/d SMA. 

Hal yang menjadi pertanyaan mendasar dalam tulisan ini adalah, pastilah dalam sebuah kebijakan ada efek yang ditimbulkan bukan? Lantas bagaimana formasi dari efek tersebut??

Nah mari kita perhatikan kembali, bagi sebagian masyarakat terkhusus di perkotaan mungkin tak ada masalah mengenai kebijakan ini, namun kita ketahui Negara kita adalah Negara dengan tekanan pada letak geografisnya. Lalu bagaimana dengan nasib penduduk di pelosok? Jangkauan sarana dan prasarana tentu menjadi masalah baru bagi mereka, pernah tidak terbesit dalam pikiran kita, beberapa anak mungkin saja berjalan kaki dari sekolah kembali ke kediamannya dengan jarak tempuh yang memakan waktu cukup lama, mungkin saja akan tiba pada pukul 17.00 atau 18.00.

      Adanya pro dan kontra di masyarakat membuat presiden Joko Widodo menegaskan bahwa tidak ada keharusan sekolah untuk mengikuti kebijakan Full day school atau delapan jam sehari, “Perlu saya tegaskan,tidak ada keharusan untuk lima hari sekolah.Tidak ada keharusan (mengikuti) Full day school” ujar Jokowi, di istana Merdeka, Jakarta Kamis (10/8/2017) karena menurut Jokowi ada ketidakmerataan sekolah terkait kebijakan ini.

Presiden jokowi mengatakan tidak ada paksaan dalam pelaksanaan full Day school, namun bisa kita lihat dan amati di daerah kita khususnya diperkotaan, kebijakan full day school telah diterapkan oleh beberapa sekolah, namun masih saja ada siswa ataupun siswi yang karenanya memutuskan untuk berpindah ke sekolah lain dengan alasan sangat lelah dengan penerapan Full day school, otomatis para orang tua berakhir memeberi dukungan untuk anak mereka. Alasan lain yang lebih masuk akal adalah efek fullday menambah uang jajan anak, dan kita semua tahu bahwa tingkat ekonomi di Negara ini berbeda pada setiap keluarga. Opsi ketiga, mungkin juga ada rasa takut dari orang tua mengingat kemungkiann jatuh sakit akibat lelah berlebihan bisa menjadi pemicu utama yang fatal.

Guru saya sendiri memang pernah mengatakan bahwa seorang siswa bila dibandingkan dengan para pekerja berat, tidak ada artinya. Maksudnya adalah bahwa kita semua sebagai seorang pelajar jauh lebih lelah jika dibandingkan dengan mereka, kenapa? Ya karena secara logis tenaga otak yang bekerja. Menurut berapa penelitian, memang pekerjaan paling berat adalah otak yang tak pernah beristirahat. 

Nah, dari semua akibat dari full day school itu, bukankah semua berakhir melemahkan semangat anak bangsa dalam belajar? Saya pastikan dari anda ada yang berfikir bahwa full day school menambah beban atau semacamnya, tapi sekali lagi saya tegaskan bahwa semua kebijakan yang dibuat oleh pemerinta bukan karena tidak ada landasan dan keperluan. Penerapan Full day school berlandaskan atas dasar perbaikan pendidikan karekter anak bangsa yang mulai lusuh termakan zaman yang beranjak tak kontras.

Untuk itu, adapun cara menumbuhkan kembali semangat anak bangsa dalam menelaah dan menerima kebijakan pemerintah adalah :

1. Memberikan arahan dan bukti yang lebih oleh pemerintah dalam hal kebijakannya, agar anak bangsa tidak merasa bahwa negaranya hanya pandai berbicara tanpa realisasi. 

2. Menanamkan dalam diri tentang nilai-nilai religi dan rasa nasionalisme.

Harus kita tahu bahwa Negara kita masih perlu dikembangkan kedepannya, baik dari segi pendidikan, ekonomi, maupun sosialnya, maka dari itu kita sebagai anak bangsa cintailah negeri kita, apabila mungkin saat ini Negara kita masih belum mampu bersaing dengan Negara lain, maka marilah kita bersama sama bercita cita untuk memperbaiki Negara tercinta kita ini.

Akhir kata, bergegaslah menuju masa depan yang lebih baik.

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Artikel ini adalah tanda bukti dari saya pribadi melihat efek dari full day school uang notabene dulu sempat ramai diperbincangkan. 



Komentar