Generasi Muda di Era New Normal.

Generasi muda diselaraskan sebagai tiang dalam suatu Negara karena perannya sangat dibutuhkan sebagai Agen of change, dengan kata lain peran serta generasi muda dalam peningkatan mutu bangsa sangat berpengaruh dalam maju  mundurnya suatu Negara.  Pada masa sekarang ini perkembangan generasi muda baik dalam aspek positif ataupun negatifnya telah sangat pesat. Banyak generasi muda yang sudah berhasil membawa harum nama bangsa dalam rana Nasional bahkan Internasional. Namun tentu saja perkembangan ini tidak lepas dari sisi buruknya juga. 



Saat ini kita sedang menghadapi satu era dimana semua kegiatan luar ruang diberhentikan untuk sementara. Pada tahun 2019 lalu telah terkonfirmasi penyebaran satu virus yang menyerang hampir seluruh Negara di dunia, Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan jenis virus corona baru mirip dengan keluarga virus penyakit SARS dan flu biasa, ciri yang membedakan keduanya adalah virus baru akan menyebabkan komplikasi pneumonia yakni infeksi atau peradangan akut pada paru-paru. Kementrian kesehatan ( Kemenkes ) telah menetapkan protokol kesehatan sejak pemerintah menggaungkan penerapan new normal untuk diterapkan di Indonesia guna menghalau penyebaran virus seperti mengusahakan untuk tidak menggunakan transportasi umum, mejaga jarak minimial satu meter dan area kerja wajib di-disinfeksi.  




Memperhatikan hal di atas, sebuah penelitian dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia ( IAKMI ) sekaligus Ketua Pusat Kajian Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka ( Puskakes Uhamka ) Mohammad Bigwanto mengatakan, sebetulnya Indonesia masih terlalu dini untuk menerapkan new normal, kapasitas system kesehatan serta isolasi kasus masih belum memadai. Namun segala ketidaksiapan itu tidak menghentikam niat Indonesia untuk tetap merealisasikan kegiatan new normal. Kegiatan masyarakat mulai kembali seperti sedia kala, para pekerja kantor mulai aktif bekerja, kontruktor, perdagangan dan sekolah pun mulai dibuka. Sayangnya hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa institusi pendidikan di Indonesia. Pada 13 Juli lalu, siswa Jakarta sudah mulai belajar kembali di sekolah, berbeda halnya dengan siswa di Sulawesi Barat, pun semua Perguruan Tinggi di Indonesia yang masih melakukan pembelajaran secara daring. 

Melihat struktur belajar dan kegitan masing-masing pelajar menjamin adanya perbedaan besar, kekurangan dari proses belajar mengajar online menjadi momok bagi para pelajar. Banyak dosen juga guru terbukti hanya memberikan tugas dan materi kepada para siswanya tanpa menjelaskan bahan terlebih dulu, tugas diberikan bertubi-tubi dan tak mengenal slow deadline yang mengakibatkan anak didik menjadi segan  ikut serta dalam pembelajaran, tidur saat presentasi, mematikan microphone hingga  video conference. Generasi muda sekali lagi seharusnya menjadi agent of change pembawa perubahan posistif bagi Negara, bukan sebaliknya. Bencana COVID-19 tanpa sadar telah membuat generasi muda kehilangan semangat mudanya, malas berfikir kritis dan ingin agar segala sesuatunya dilakukan secara praktis. Jika perilaku negative seperti itu dilakukan terus menerus maka akan menjadi habits ( kebiasaan ) dan parasite bagi generasi muda, lantas peran mereka sebagai pembawa perubahan hanyalah sia-sia. Negara bukan lagi akan maju ditangan generasi muda, tapi sebaliknya. 
Yang seharusya dilakukan generasi muda di era new normal adalah :

1. Mencari info seputar seminar online dan mengikutinya.
2. Mencari info beasiswa.
3. Mengikuti issue terbaru politik dalam negeri.
4. Ikut serta dalam event penulisan.
5. Mengembangkan hobi.
6. Mengulang-ulang pelajaran.
7 Rajin membaca buku, artikel dll.

Ada banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan di era new normal ini, akan lebih baik apabila kegiatan-kegiatan tersebut diterapkan hingga menjadi sebuah kebiasaan agar dengannya Indonesia dapat melahirkan generasi-generasi muda yang berkualitas maupun berkuantitas. Mari terbang sebebas burung, melihat angkasa dan menggapai cita-cita. 

Komentar

Posting Komentar