Masihkah kita terlena?
Napas demi napas merintih.
Aral gendala menindih tubuh letih.
Alam kehidupan kekal menjemput kami.
Kemana kini jiwa-jiwa yang mungkin mati?
Telah terkumandang namanya dalam ribuan tangisan ungsi.
Tertiup angin, tertimbun puing-puing.
Seumpama nyawa kini sekarat
Masihkah kita melakukan maksiat?
Satu helai rambut menjadi sekat
Perjalanan menuju keabadian sudah dekat.
Kami bukanlah insan kamil
Pemilik batin tanpa noda, najis.
Tak pernah benar-benar suci.
Kami insan hina.
Yang mengingat penciptanya kala menderita.
Masihkah kita diberi waktu?
Pintu pertobatan menunggu di ujung maut.
20 Januari 2021
-Rheina-
Komentar
Posting Komentar